Breaking News

SEMUA MANUSIA BERGULAT DI DALAM: TAK MEMANDANG KELAS DAN JENIS PERAN


Oleh: Prof Makin Perdana Kusuma – Depok, 17 Oktober 2025.

Di balik jas elegan seorang eksekutif, di balik seragam buruh yang lusuh, di balik toga akademik dan jubah spiritual, manusia menyimpan ruang sunyi yang sama: ruang batin yang penuh tanya, luka, harapan, dan pencarian makna. Peran boleh berganti, pangkat boleh naik, status sosial boleh menjulang, namun malam jiwa tetap datang tanpa izin. “Di dalam diri manusia, terdapat dinamika batin yang universal, melampaui struktur sosial dan identitas lahiriah” (Frankl, 2006). Seperti sungai yang mengalir di bawah tanah, perjalanan batin manusia tak terlihat, namun menggerakkan seluruh lanskap kehidupan.

Secara lahiriah, manusia memang berbeda-beda. Ada yang lahir di istana, ada yang tumbuh di lorong sempit. Ada yang memimpin ribuan, ada yang melayani dalam diam. Namun secara batiniah, mereka sama-sama bergulat dengan rasa takut, rasa sesal, kehilangan, cinta, dan harapan. “Struktur sosial tidak menghapus kebutuhan eksistensial manusia untuk menemukan makna dan keutuhan” (Fromm, 2005). Dalam ruang batin, tidak ada kasta. Tidak ada gelar. Hanya ada jiwa yang mencari jalan untuk pulang.

Psikologi transpersonal menegaskan bahwa pengalaman batin manusia bersifat lintas budaya dan lintas kelas. “Kesadaran manusia memiliki lapisan-lapisan yang bersifat universal, dan setiap individu memiliki potensi untuk mengalami transformasi batin” (Wilber, 2000). Dalam meditasi, dalam tangisan, dalam doa yang lirih, manusia menyentuh inti yang sama: kerinduan akan keutuhan. Bahkan dalam mimpi, simbol-simbol batin muncul tanpa memandang profesi atau jabatan. Seorang jenderal dan seorang petani bisa bermimpi tentang anak kecil yang menangis, tentang rumah yang terbakar, tentang cahaya yang memanggil.

Dunia eksternal, dengan segala peran, relasi, dan peristiwa yang menyertainya, bukanlah panggung kosong. Ia adalah cermin dan laboratorium batin. “Lingkungan sosial dan pengalaman hidup adalah wahana bagi individu untuk mengalami, menjalani, mengelola, dan menyelesaikan konflik internalnya” (Assagioli, 1973). Dalam interaksi dengan orang lain, dalam kegagalan dan keberhasilan, dalam kehilangan dan perjumpaan, manusia sedang menyusun ulang dirinya. Dunia luar menjadi medan latihan bagi dunia dalam; tempat di mana luka disadari, ego diuji, dan cinta dilatih.

Konklusinya, perjalanan batin adalah keniscayaan yang menyatukan manusia dalam kejujuran terdalam. Ia adalah medan yang adil, tempat semua orang diuji oleh kehilangan, dilembutkan oleh cinta, dan dibentuk oleh penderitaan. “Perjalanan batin adalah proses individuasi, di mana manusia menjadi utuh dengan menyatukan terang dan gelap dalam dirinya” (Jung, 1959). Maka, tidak ada manusia yang lebih tinggi atau lebih rendah dalam hal batin. Semua sedang berjalan, semua sedang belajar. Peran sosial hanyalah media untuk belajar, bukan identitas, bukan diri sejati.

Dan di titik terdalam dari perjalanan itu, manusia menemukan bahwa keutuhan bukanlah hasil dari pencapaian lahiriah, melainkan keberanian untuk menyentuh luka dan merayakan cahaya. Di sana, pangkat tak lagi penting, jabatan tak lagi membanggakan, harta tak lagi menentukan. Yang tersisa hanyalah jiwa yang jujur, yang telah melewati malam panjang dan kini bersinar dalam diam. Di sana, kita semua sama; manusia yang sedang pulang.

------SELESAI------

Referensi:
• Frankl, V. E. (2006). Man’s Search for Meaning. Beacon Press.
• Fromm, E. (2005). To Have or To Be?. Continuum International Publishing.
• Wilber, K. (2000). Integral Psychology: Consciousness, Spirit, Psychology, Therapy. Shambhala.
• Jung, C. G. (1959). Aion: Researches into the Phenomenology of the Self. Princeton University Press.
• Assagioli, R. (1973). The Act of Will. Viking Press.
• Mulder, N. (2001). Mysticism in Java: Ideology in Indonesia. Kanisius.
________________________________________
"MPK’s Literature-based Perspectives" 
Turning Information into Knowledge – Shaping Knowledge into Insight
________________________________________
(Keterangan Keterbukaan: Ide pokok artikel didapatkan dari pengamatan di dunia maya dan pengalaman di dunia nyata. Konteks, kerangka pemikiran, format, alur dan gaya bahasa dikembangkan oleh penulis. Bahan dirangkai, disusun, dan diperkaya menggunakan AI. Gambar pendukung dibuat dengan AI)

Editor : Nofis Husin Allahdji
© Copyright 2022 - ANALISARAKYAT.COM